Selasa, Oktober 13, 2015

Tiga Pertanyaan dan Tiga Jawaban (Sebuah Kisah dan Hikmah)


Dengan semangat 1 Muharram 1437 H. Awali dengan, bismillah..

Kali ini sepertinya tidak bercerita banyak2, panjang lebar (smoga saja), karena hanya ingin sharing cerita yang saya dapat ketika mendatangi salah satu majelis ilmu. Kenapa saya sharing hal ini karena memang bagus bingiit hikmahnya. Jadi membuat saya selalu ingat, walaupun disampaikan sudah beberapa bulan yang lalu dan selalu menjadi pelajaran.

Oke, jadi begini ceritanya, ada seorang raja memberikan pertanyaan ke salah satu pejabat tingginya, sebut saja perdana menteri, atau apalah. Yang dalam hal ini, jika perdana menteri tidak bisa menjawab, sang raja akan menurunkan jabatannya. Raja memberikan tiga pertanyaan, yang ringkas, dan padat, sebagai berikut : 1. Apa kebohongan atau tipu daya yang paling nyata di dunia ini?; 2. Apa kebenaran yang paling hakiki di dunia ini, yang pasti akan menimpa setiap makhluk?; 3. Apa hal yang paling utama dan terpenting yang harus dimiliki seorang manusia utk menjalani kehidupan yang lebih baik?. Bingung, kelabakan, galau, pusing si perdana menteri itu. Lalu dia memutuskan untuk bunuh diri dengan menggantungkan dirinya pada seutas tali diatas pohon jambu. Selesai. *Lah?

Rabu, September 23, 2015

Seandainya Kita Ditakdirkan Hidup di Zaman Rasulullah (?)



Bismillah, kali ini membicarakan tentang zaman. Seringkali dipikiran kita terlintas, kenapa ya kok kita tidak ditakdirkan saja hidup di zaman Rasulullah Muhammad saw?  Dimana kita bisa berjuang bersama Beliau, menikmati jihadnya yang bernilai syahid dan dipastikan surga. Dimana ketika umat Islam waktu itu adalah satu, mengacu ke satu petunjuk yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Ketika ada perbedaan interpretasi mengenai Al-Qur’an, kita bisa kroscek langsung ke sumbernya. Indah, tidak ada perbedaan, kebimbangan dan gontok2an. Umat Islam saling menguatkan. Nah, kalo sekarang? Bisa dilihat deh, sama2 ngaku Ahlussunah wal jama’ah tapi yang diterapinnya berbeda. Jihadnya ada yang ngawur, ada yang saling mengkafirkan, dan menyesatkan. Seringkali terjadi peristiwa masjid dibakar oleh yang mengaku dirinya sebagai Muslim, sekarang-pun hari raya sama puasa saja terkadang berbeda. Malah bikin tambah confused kan. -.-

Namun sebenarnya, menurut riwayat dan kata Pak Ustadz, hal ini pernah ditanyakan oleh seorang generasi tabi’in ke salah satu generasi sahabat.  Generasi tabi’in adalah generasi setelah sahabat yang tidak bertemu langsung dengan Rasulullah. Kurang lebih percakapannya seperti dibawah ini :

Kamis, Juli 09, 2015

Mutiara Al-Hikam

Dengan menyebut nama Allah Ar-Rahman Ar-Rahim, Alhamdulillah atas limpahan rahmat dan hidayahNya, bisa menambah tulisan lagi. Mumpung di bulan Ramadhan, jadi masih tentang agama dan masih membahas tentang isi buku. Bukunya juga pinjam lagi boos haha (smoga Allah juga melimpahkan rahmatNya ke pemilik buku ini, aaamiiin). Namun, yang berbeda dalam tulisan ini bahasannya yang agak berat :p karena bukunya berjudul Al-Hikam. Salah satu karya sastra klasik terbaik karangan Ibn Atha’illah al-Iskandari. Kitab yang memuat  untaian kata-kata mutiara, yang dalam membacanya tidak cukup sekali untuk mengerti hikmah di setiap kata2nya. Kalaupun dijadikan status socmed, hampir setiap poin Al-Hikam ini layak di update. Daripada update kata2 quote milik orang2 non-muslim atau bahkan orang atheis, kan jauh lebih baik sharing kata2 di kalangan Ulama kita sendiri. Ya toh? hehe

Ibnu Athaillah sendiri merupakan ulama tasawuf yang lahir di kota Iskandariah (Alexandria), Mesir. Tidak diragukan kredibilitasnya juga bos. Beliau dikenal  sebagai pengajar di Al-Azhar, ahli hadis, dan ahli fikih Mazhab Maliki. Master deh pokoknya, kalau tidak percaya bisa cek biografi beliau yang tersebar di internet.  Oh ya, yang saya tulis disini tidak mencakup semua hikmah yang tertulis dalam buku diatas. Karena terdapat hampir 300 hikmah/kata mutiara yang tertulis dan semuanya bagus. Karena saya pun baru setengah membaca bukunya, jadi saya tuliskan beberapa yang sangat mengena dihati (menurut hati saya) hehe. Yauda lah ngga panjang2, selamat membaca hikmah dibawah, dihayati pelan2, dan smoga bermanfaat!

Kamis, Juni 04, 2015

Alhamdulillah, Samapta is Done!

Diklat Kesamaptaan Angk. II T.A 2015
Bismillah, Segala puji bagi Allah swt, several months ago (late post) saya telah menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kesamaptaan angkatan II T.A 2015 dengan sehat wal 'afiat. Diklat yang bertujuan-katanya- membentuk watak pribadi yang berkarakter, mental yang kuat, jiwa yang bertanggung jawab, disiplin dan berintegritas.

Ah, yes kali ya gayanya, hehe not sense lah membahas tujuan atau tetek bengek diklatnya. Kali ini saya ingin berbagi ceri(t)a jalannya diklat. Karena saya rasa, diklat ini sangat membanggakan dan -katanya-unforgettable memories for the entire of my life, hmm..

Cerita diklat ini berawal hari Ahad, tepatnya tanggal 15 Februari 2015 ketika para siswa-peserta diklat- mulai memasuki tempat penggodokan or as usually called "Kawah Candradimuka"-tsaah-. Sebanyak 117 siswa akan dipenjara selama 5 minggu untuk mengikuti diklat ini tanpa handphone, atau alat hiburan lainnya. Malam harinya siswa mulai dibriefing dan dirampas hak-hak modernisasinya-diambil handphone/segala gadget- dan diberikan peralatan jadul seperti seragam, sepatu dan peralatan lain yang menurut saya pribadi membuang uang apbn untuk kegiatan yang (kurang) jelas. hahaa -ampun boos-.

Selasa, Februari 10, 2015

Jodoh Itu Unik (Diusahakan atau Dipasrahkan ?)

Bismillahiroohmanirrohiim
Alhamdulillah, Thanks God, Matur Nuwun Nggeh Gusti, Suksma ya Robbii. Terus bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan. Karena "Ucapan yang paling baik di dunia ini adalah syukur". Dengan syukur, hati menjadi ikhlas dan tanpa beban. Menyerahkan segala sesuatu kepada sang Maha Kuasa dengan kerendahan hati. Mari kita bersama-sama ucapkan, syukuuuuur... hehehe

Oke then, pada kesempatan kali ini, saya akan bahas hal yang sedikit menarik, JODOH -dimana sebagian sudah dibahas sebelumnya-. Memang kalo ngomongin hal satu ini ngga akan pernah ada habisnya. Banyak akun twitter, facebook, instagram, buku, atau website menjadi ramai pengikut dan laris karena membahas hal yang satu ini.

Satu pertanyaan simple ttg Jodoh, dan menurut saya akan menjadikan perdebatan yang seru. "Apakah jodoh harus diusahakan seperti layaknya rejeki yang terus kita kejar, ataukah hanya menunggu dan menanti sampai jodoh menghampiri kita layaknya banyak orang bilang kalau jodoh ngga akan kemana??" Pasti semuanya akan mempunyai jawaban yang berbeda dengan alasan yang berbeda pula. Setelah dipikir matang-matang, saya lebih mendukung untuk memilih jawaban memperjuangkan jodoh daripada sekedar menunggu, dan akan saya sertakan opini mengapa setiap manusia seharusnya memperjuangkan hal ini, bukan malah sebaliknya, menunggu dan pasrah.