Dengan semangat 1 Muharram 1437 H. Awali dengan, bismillah..

Kalau ceritanya selesai apa bagusnya
tulisan ini boi, ckck. Tokoh perdana menteri kita ini tidak mudah menyerah bos.
Sorry. Walaupun tidak bisa jawab dan
tentunya bingung karena jabatannya terancam, anak sudah terlanjur belajar di luar
negeri dan istri sudah terlanjur memesan peralatan kosmetik yang mahal buat
kondangan, jadinya dia tidak boleh putus asa. Akhirnya dia memutuskan untuk
cuti dari jabatannya dalam beberapa hari guna mencari jawaban2 dari pertanyaan
sang raja. Dia memutuskan utk sedikit berjalan-jalan mengelilingi negerinya
yang besar untuk mencari inspirasi dan menemui beberapa orang bijak, orang
pintar lalu ditanyai mengenai pertanyaan tersebut. Telah sekian lama berkelana
dan jatah cuti sudah mau habis, (ya elah kayak PNS aja bos), dia mulai frustasi
dan putus asa. Dia berjalan hampir diperbatasan Negeri tidak menemukan jawaban,
dan akhirnya saat itu dia menemukan gubuk tua yang nampaknya ditinggali oleh
seseorang. Lelah, dia memutuskan utk numpang beristirahat dan menemui penghuni
gubuk tersebut utk melihat keadaanya atau mungkin sekedar bertegur sapa dengan
rakyatnya.
Lama berbincang, akhirnya sang
perdana menteri itu menceritakan kisahnya mengapa ia sampai bersedia berkelana
dan berkeliling ke pelosok negeri meninggalkan kemewahan ibu kota. Diutarakanlah
(bukan diselatankan, barat, atau timur) pertanyaan2 dari sang raja kepada
penghuni gubuk tersebut. Dan tak disangka, heran bercampur kaget sang perdana
menteri melihat jawaban dari orang tua penghuni gubuk itu, dia berkata “ itu
adalah pertanyaan yang tidak sulit dan bisa saya jawab dengan mudah”. “oh ya?
kalau begitu tolong aku untuk menjawab pertanyaan tadi, aku minta tolong, jatah
cuti saya sudah mau habis dan jabatan saya terancam, anak istri saya bingung mau
makan apa”. Bapak bijak penghuni gubuk tadi mengiyakan janjinya utk menjawab
pertanyaan namun dengan satu syarat. Syarat itu berupa bahwa sang perdana
menteri harus lari telanjang dada (dalam bahasa jawanya “ote-ote”) mengelilingi rumah tua sebanyak tujuh kali. Wew?
Bercanda bos, kalau gitu mah
ceritanya ngaco. Sebenarnya dia mengisyaratkan utk sabar menunggu jawaban dari
Bapak tua selagi dia ke ladang utk mengurus sawahnya. Hanya itu, tidak lebih.
Di setujuilah persyaratan tersebut, sang perdana menteri menyanggupinya lalu
ditinggallah dia sendirian dirumah.
Sabar utk menunggu bukanlah
pekerjaan yang mudah, apalagi buat seorang seperti perdana menteri yang sudah
terbiasa bergerak aktif, dia mulai cemas dan tidak sabar. Belum lagi ttg harga
dirinya sebagai pejabat tinggi, yang rela menghabiskan banyak waktunya hanya
utk menunggu orang sawah (mksdnya orang yang bekerja di sawah). Beberapa jam ia
lalui dengan sedikit khawatir Bapak bijak tadi akan mengingkari janjinya. Hari
sampai sore dan matahari hampir tenggelam si Bapak tidak datang2. “Sial,
sia-sia saja menghabiskan waktu disini tak ada gunanya” gumam dalam hatinya.
Dia mulai menyesal dan emosinya pun naik. Namun demi sebuah jawaban, demi
keberlangsungan jabatanya, demi tujuan tersebut dia harus sabar dan tetap
menanti. Beberapa jam berselang, akhirnya si Bapak datang dan segera memenuhi
janjinya, menjawab semua pertanyaan sang raja.

Belum lagi secara jelas disebut di
hadist Rasulullah saw, bahwa harga dunia tidak lebih dari harga 2 rakaat sunnah
sebelum subuh dihadapan Allah swt, yang kita laksanakan tidak lebih dari 5
menit pada umumnya. “Dua rakaat fajar itu lebih baik
daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim). Dan tidak tanggung2, Allah swt menyebut hitungan waktu dunia ini dengan akhirat 1
hari banding 1000 tahun. “Sesungguhnya
sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(QS. Al Hajj: 47). Dan banyak keterangan dan ayat-ayat lain yang menerangkan
betapa murahnya dunia ini jika dibandingkan dengan akhirat, yang telah banyak
menipu mata banyak manusia.
Mendapatkan
penjelasan seperti itu, perdana menteri mulai takjub dengan si Bapak Bijak, dilanjutkan
lah ke pertanyaan kedua, “Apa kebenaran
yang paling hakiki di dunia ini, yang pasti akan menimpa setiap makhluk?”
dijawab dengan singkat dengan si Bapak “Kebenaran yang pasti terjadi dan akan
menimpa seluruh makhluk adalah KEMATIAN”.
Rasanya tidak perlu lagi menjelaskan
kepastian kejadian ini secara rinci. Karena ya memang yg namanya makhluk tidak
ada yang abadi. Semua akan mati, dan Allah lah tempat kembali. Sesuai dengan firman Sang Maha Pencipta, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada
Kami kamu dikembalikan. (QS.
Al-`Ankabut [29] : 57). Terkait kematian ini bukan lah hal yang
dipertentangkan, dari agama Islam, Kristen, Hindu, bahkan atheis; dari disiplin
ilmu kimia, biologi, sosiologi, seni rupa; dari orang ngga bisa baca sampai
orang pembuat nuklir; dari syi’ah maupun sunni; dari laki2, perempuan dan
waria; dari iblis sampai malaikat pun tidak ada yang bertentangan. Semua yang
namanya makhluk, semua berpendapat sama, akan mati.
Nah, kita
sebagai makhluk beragama yang meyakini akan kematian, dan ada kehidupan setelah
kematian, tentunya kepastian hal ini harus selalu kita ingat2. Agar kita tidak
terbohongi oleh kenikmatan dunia yang fana, agar kita selalu terus
mempersiapkan bekal utk kepastian hidup setelah mati, dan tentunya agar kita
termasuk orang2 yang cerdas. "Yang paling banyak mengingat mati, kemudian
yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang
paling cerdas."(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy.)
“Benar-benar bukan main orang ini” gumam
Bpk Perdana Menteri dalam hati seraya takjub minta ampun. Ingin rasanya dia
menangis, tp dia ingat kalau menangis akan mengeluarkan air mata. (ya eyalaaa).
Oke, next biar ngga panjang, kita bahas pertanyaan ketiga. “Apa hal yang paling
utama dan terpenting yang harus dimiliki seorang manusia utk menjalani
kehidupan yang lebih baik?” jawabannya adalah TUJUAN KEHIDUPAN ITU SENDIRI.
Tujuan
kehidupan, seperti dibahas diatas, dunia adalah tipuan dan kematian adalah
kepastian. Sekarang keputusannya ada ditangan kita, utk menggunakan tipuan
dunia sebagai tujuan utama kita, ataukan akhirat, sebenar-benarnya kehidupan
sbg tujuan utama kita. Menentukan tujuan ini sangatlan penting, ibadah dan
kegiatan yang sangat baik pun bisa bernilai negatif jika tujuannya salah.
Misal, sedekah itu baik, namun kalau tujuannya utk riya’ dan sombong, hasilnya
nol. Tujuan itupun akan membuat kegiatan kita terfokus, dan tidak mudah
menyerah. Kita lihat saja Bpk Perdana Menteri yang berjabatan tinggi, rela diam
berjam2 seperti orang bodoh menunggu orang sawah. Karena dia memiliki tujuan,
ingin mengetahui jawaban. Sehingga ia relakan, ia tanggalkan jabatan tersebut
dengan rendah, mengerjakan sesuatu yang menurutnya sia2, hanya utk menunggu
orang pulang dari sawah.
See, betapa pentingnya tujuan
tersebut. Contohnya lihat saja zaman sekarang. Orang bisa lupa saudara, teman,
mengambil yang bukan haknya, jika sudah menyangkut harta, jabatan atau wanita.
Karna tujuan mereka adlh dunia, dan nafsu. Sedangkan banyak sahabat Rasul
dahulu meninggalkan harta, menginfakkan di jalanNya, dan sampai rela mati
berjihad. Karena tujuan mereka adalah akhirat. Pentingnya sebuah tujuan utk
menciptakan kehidupan yang lebih baik, juga tidak dipungkiri oleh banyak orang.
Islam maupun non-islam, semua setuju betapa pentingnya menetapkan tujuan.
Misalnya saja sebuah Negara harus memiliki dasar negara, sebuah institusi wajib
memiliki visi, dan setan-pun memiliki tujuan utama, yaitu menyesatkan manusia. Maka,
jika manusia tidak memiliki tujuan, hidupnya tidak bernilai, seakan hidup segan
mati pun tak mau, hehe
Jadi, mari kita ambil pelajaran dan
selalu ingat nasihat dari jawaban2 Bapak bijak dari sawah tersebut. Jangan
tertipu oleh dunia, selalu ingat dan persiapkan kematian dengan baik, serta
tetapkan tujuan utama hidup kita. Tapi tentunya, hidup ini merupakan pilihan.
Tidak ada pemaksaan. Dan saya akhiri tulisan ini dengan kata pepatah yang
sangat bagus. “Surga dan neraka itu sama-sama diciptakan utk orang yang
berdosa. Bedanya, jika surga utk orang berdosa yang selalu mengakui
kesalahannya, meminta ampun kepada Rabbnya, dan segera bertaubat. Maka rahmat
dan ampunan Allah swt baginya. Sedangkan neraka merupakan tempat utk orang
berdosa yang sombong akan dosanya, berbangga akan tingkah lakunya, tidak merasa
bersalah dan melupakan Tuhannya. Murka dan azab Allah adlh tempat kembali bagi
dirinya”.
Sekian, wallahua’lam.