Selasa, Oktober 13, 2015

Tiga Pertanyaan dan Tiga Jawaban (Sebuah Kisah dan Hikmah)


Dengan semangat 1 Muharram 1437 H. Awali dengan, bismillah..

Kali ini sepertinya tidak bercerita banyak2, panjang lebar (smoga saja), karena hanya ingin sharing cerita yang saya dapat ketika mendatangi salah satu majelis ilmu. Kenapa saya sharing hal ini karena memang bagus bingiit hikmahnya. Jadi membuat saya selalu ingat, walaupun disampaikan sudah beberapa bulan yang lalu dan selalu menjadi pelajaran.

Oke, jadi begini ceritanya, ada seorang raja memberikan pertanyaan ke salah satu pejabat tingginya, sebut saja perdana menteri, atau apalah. Yang dalam hal ini, jika perdana menteri tidak bisa menjawab, sang raja akan menurunkan jabatannya. Raja memberikan tiga pertanyaan, yang ringkas, dan padat, sebagai berikut : 1. Apa kebohongan atau tipu daya yang paling nyata di dunia ini?; 2. Apa kebenaran yang paling hakiki di dunia ini, yang pasti akan menimpa setiap makhluk?; 3. Apa hal yang paling utama dan terpenting yang harus dimiliki seorang manusia utk menjalani kehidupan yang lebih baik?. Bingung, kelabakan, galau, pusing si perdana menteri itu. Lalu dia memutuskan untuk bunuh diri dengan menggantungkan dirinya pada seutas tali diatas pohon jambu. Selesai. *Lah?

Kalau ceritanya selesai apa bagusnya tulisan ini boi, ckck. Tokoh perdana menteri kita ini tidak mudah menyerah bos. Sorry.  Walaupun tidak bisa jawab dan tentunya bingung karena jabatannya terancam, anak sudah terlanjur belajar di luar negeri dan istri sudah terlanjur memesan peralatan kosmetik yang mahal buat kondangan, jadinya dia tidak boleh putus asa. Akhirnya dia memutuskan untuk cuti dari jabatannya dalam beberapa hari guna mencari jawaban2 dari pertanyaan sang raja. Dia memutuskan utk sedikit berjalan-jalan mengelilingi negerinya yang besar untuk mencari inspirasi dan menemui beberapa orang bijak, orang pintar lalu ditanyai mengenai pertanyaan tersebut. Telah sekian lama berkelana dan jatah cuti sudah mau habis, (ya elah kayak PNS aja bos), dia mulai frustasi dan putus asa. Dia berjalan hampir diperbatasan Negeri tidak menemukan jawaban, dan akhirnya saat itu dia menemukan gubuk tua yang nampaknya ditinggali oleh seseorang. Lelah, dia memutuskan utk numpang beristirahat dan menemui penghuni gubuk tersebut utk melihat keadaanya atau mungkin sekedar bertegur sapa dengan rakyatnya.

Lama berbincang, akhirnya sang perdana menteri itu menceritakan kisahnya mengapa ia sampai bersedia berkelana dan berkeliling ke pelosok negeri meninggalkan kemewahan ibu kota. Diutarakanlah (bukan diselatankan, barat, atau timur) pertanyaan2 dari sang raja kepada penghuni gubuk tersebut. Dan tak disangka, heran bercampur kaget sang perdana menteri melihat jawaban dari orang tua penghuni gubuk itu, dia berkata “ itu adalah pertanyaan yang tidak sulit dan bisa saya jawab dengan mudah”. “oh ya? kalau begitu tolong aku untuk menjawab pertanyaan tadi, aku minta tolong, jatah cuti saya sudah mau habis dan jabatan saya terancam, anak istri saya bingung mau makan apa”. Bapak bijak penghuni gubuk tadi mengiyakan janjinya utk menjawab pertanyaan namun dengan satu syarat. Syarat itu berupa bahwa sang perdana menteri harus lari telanjang dada (dalam bahasa jawanya “ote-ote”) mengelilingi rumah tua sebanyak tujuh kali. Wew?
Bercanda bos, kalau gitu mah ceritanya ngaco. Sebenarnya dia mengisyaratkan utk sabar menunggu jawaban dari Bapak tua selagi dia ke ladang utk mengurus sawahnya. Hanya itu, tidak lebih. Di setujuilah persyaratan tersebut, sang perdana menteri menyanggupinya lalu ditinggallah dia sendirian dirumah.

Sabar utk menunggu bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi buat seorang seperti perdana menteri yang sudah terbiasa bergerak aktif, dia mulai cemas dan tidak sabar. Belum lagi ttg harga dirinya sebagai pejabat tinggi, yang rela menghabiskan banyak waktunya hanya utk menunggu orang sawah (mksdnya orang yang bekerja di sawah). Beberapa jam ia lalui dengan sedikit khawatir Bapak bijak tadi akan mengingkari janjinya. Hari sampai sore dan matahari hampir tenggelam si Bapak tidak datang2. “Sial, sia-sia saja menghabiskan waktu disini tak ada gunanya” gumam dalam hatinya. Dia mulai menyesal dan emosinya pun naik. Namun demi sebuah jawaban, demi keberlangsungan jabatanya, demi tujuan tersebut dia harus sabar dan tetap menanti. Beberapa jam berselang, akhirnya si Bapak datang dan segera memenuhi janjinya, menjawab semua pertanyaan sang raja.

Pertanyaan pertama, “Apa kebohongan atau tipu daya yang paling nyata di dunia ini?” Dijawab dengan jelas dan ringkas oleh sang  Bapak penghuni gubuk “kebohongan atau tipu daya yang paling nyata di dunia ini adalah DUNIA ITU SENDIRI”. Jawaban yang singkat, namun sy yakin kalau dijabarkan secara lengkap, bisa lebih dari 10 hari 10 malam ngga selesai *opoyoiyoo.  Namun jawaban tersebut memang sangatlah tepat, jika kita lihat di kitab suci Al-Qur’an, Allah swt mengaggap dunia ini tidak lebih dari senda gurau, guyonan, dan main-main yang sementara. Memang banyak manusia yang tertipu oleh indahnya dunia ini. Kita berbangga-bangga akan kehidupan dunia ini dengan harta, anak2, jabatan, perhiasan dll yang sebenarnya merupakan tipuan, dan akhiratlah sebenarnya kampung atau kehidupan yang harus kita pikirkan. “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnyan akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahuinya.” (QS. Al Ankabut 64). "Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia...." (QS. Al-An'am: 70).

Belum lagi secara jelas disebut di hadist Rasulullah saw, bahwa harga dunia tidak lebih dari harga 2 rakaat sunnah sebelum subuh dihadapan Allah swt, yang kita laksanakan tidak lebih dari 5 menit pada umumnya. Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim). Dan tidak tanggung2, Allah swt menyebut hitungan waktu dunia ini dengan akhirat 1 hari banding 1000 tahun. “Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47). Dan banyak keterangan dan ayat-ayat lain yang menerangkan betapa murahnya dunia ini jika dibandingkan dengan akhirat, yang telah banyak menipu mata banyak manusia.

Mendapatkan penjelasan seperti itu, perdana menteri mulai takjub dengan si Bapak Bijak, dilanjutkan lah ke pertanyaan kedua, “Apa kebenaran yang paling hakiki di dunia ini, yang pasti akan menimpa setiap makhluk?” dijawab dengan singkat dengan si Bapak “Kebenaran yang pasti terjadi dan akan menimpa seluruh makhluk adalah KEMATIAN”.
Rasanya tidak perlu lagi menjelaskan kepastian kejadian ini secara rinci. Karena ya memang yg namanya makhluk tidak ada yang abadi. Semua akan mati, dan Allah lah tempat kembali.  Sesuai dengan firman Sang Maha Pencipta, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al-`Ankabut [29] : 57). Terkait kematian ini bukan lah hal yang dipertentangkan, dari agama Islam, Kristen, Hindu, bahkan atheis; dari disiplin ilmu kimia, biologi, sosiologi, seni rupa; dari orang ngga bisa baca sampai orang pembuat nuklir; dari syi’ah maupun sunni; dari laki2, perempuan dan waria; dari iblis sampai malaikat pun tidak ada yang bertentangan. Semua yang namanya makhluk, semua berpendapat sama, akan mati.
Nah, kita sebagai makhluk beragama yang meyakini akan kematian, dan ada kehidupan setelah kematian, tentunya kepastian hal ini harus selalu kita ingat2. Agar kita tidak terbohongi oleh kenikmatan dunia yang fana, agar kita selalu terus mempersiapkan bekal utk kepastian hidup setelah mati, dan tentunya agar kita termasuk orang2 yang cerdas. "Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas."(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy.)

“Benar-benar bukan main orang ini” gumam Bpk Perdana Menteri dalam hati seraya takjub minta ampun. Ingin rasanya dia menangis, tp dia ingat kalau menangis akan mengeluarkan air mata. (ya eyalaaa). Oke, next biar ngga panjang, kita bahas pertanyaan ketiga. “Apa hal yang paling utama dan terpenting yang harus dimiliki seorang manusia utk menjalani kehidupan yang lebih baik?” jawabannya adalah TUJUAN KEHIDUPAN ITU SENDIRI.
Tujuan kehidupan, seperti dibahas diatas, dunia adalah tipuan dan kematian adalah kepastian. Sekarang keputusannya ada ditangan kita, utk menggunakan tipuan dunia sebagai tujuan utama kita, ataukan akhirat, sebenar-benarnya kehidupan sbg tujuan utama kita. Menentukan tujuan ini sangatlan penting, ibadah dan kegiatan yang sangat baik pun bisa bernilai negatif jika tujuannya salah. Misal, sedekah itu baik, namun kalau tujuannya utk riya’ dan sombong, hasilnya nol. Tujuan itupun akan membuat kegiatan kita terfokus, dan tidak mudah menyerah. Kita lihat saja Bpk Perdana Menteri yang berjabatan tinggi, rela diam berjam2 seperti orang bodoh menunggu orang sawah. Karena dia memiliki tujuan, ingin mengetahui jawaban. Sehingga ia relakan, ia tanggalkan jabatan tersebut dengan rendah, mengerjakan sesuatu yang menurutnya sia2, hanya utk menunggu orang pulang dari sawah.

See, betapa pentingnya tujuan tersebut. Contohnya lihat saja zaman sekarang. Orang bisa lupa saudara, teman, mengambil yang bukan haknya, jika sudah menyangkut harta, jabatan atau wanita. Karna tujuan mereka adlh dunia, dan nafsu. Sedangkan banyak sahabat Rasul dahulu meninggalkan harta, menginfakkan di jalanNya, dan sampai rela mati berjihad. Karena tujuan mereka adalah akhirat. Pentingnya sebuah tujuan utk menciptakan kehidupan yang lebih baik, juga tidak dipungkiri oleh banyak orang. Islam maupun non-islam, semua setuju betapa pentingnya menetapkan tujuan. Misalnya saja sebuah Negara harus memiliki dasar negara, sebuah institusi wajib memiliki visi, dan setan-pun memiliki tujuan utama, yaitu menyesatkan manusia. Maka, jika manusia tidak memiliki tujuan, hidupnya tidak bernilai, seakan hidup segan mati pun tak mau, hehe

Jadi, mari kita ambil pelajaran dan selalu ingat nasihat dari jawaban2 Bapak bijak dari sawah tersebut. Jangan tertipu oleh dunia, selalu ingat dan persiapkan kematian dengan baik, serta tetapkan tujuan utama hidup kita. Tapi tentunya, hidup ini merupakan pilihan. Tidak ada pemaksaan. Dan saya akhiri tulisan ini dengan kata pepatah yang sangat bagus. “Surga dan neraka itu sama-sama diciptakan utk orang yang berdosa. Bedanya, jika surga utk orang berdosa yang selalu mengakui kesalahannya, meminta ampun kepada Rabbnya, dan segera bertaubat. Maka rahmat dan ampunan Allah swt baginya. Sedangkan neraka merupakan tempat utk orang berdosa yang sombong akan dosanya, berbangga akan tingkah lakunya, tidak merasa bersalah dan melupakan Tuhannya. Murka dan azab Allah adlh tempat kembali bagi dirinya”.
Sekian, wallahua’lam.