Kamis, Januari 07, 2016

Kisah Drama Klasik Yang Mengilhami Kisah-kisah Drama Modern


Mengambil momen kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW, dan kegalauan di dalam hati -yaelah curhat-, awali dengan Bismillah, Allahumma Sholli 'Ala Muhammad...
Drama, dewasa ini sangat dicintai dan dikagumi. Apalagi dalam kalangan remaja. Kalau cewek sedang membicarakan drama korea atau percintaan, udah, selesai urusan. Kalau cowok sedang addicted sama drama animasi atau action, udah, sama selesainya. Lah, Kalau sama-sama selesai terus ini nulis buat apa? --“ 

hehe, bukan gitu arahnya. Jadi ngga bisa dipungkiri memang, drama atau kisah ini sangat digandrungi oleh semua manusia. Cuma menyesuaikan umur dan jenis kelamin, kadang. Ibu-ibu suka sinetron, Bapak-bapak suka drama dalam berita, perempuan suka korea, laki-laki suka komik atau anime. Anak-anak? Jangan ditanya. Ngga bisa dipungkiri, intinya semua orang suka cerita, baik tulis maupun lisan. Baik melalui indra pendengaran maupun visual.  Membaca atau melihat, mendengar atau merasakan, itu semua tinggal disesuaikan, sesuai selera. Namun masalahnya, drama atau kisah yang selama ini kita habiskan waktu untuk mengikutinya, apakah sudah membawa manfaat pada kehidupan kita? sangat disayangkan kalau kita tidak mengambil manfaatnya.

Al-Qur’an menjelaskan, seperti gambar diatas. Bahwa melalui drama, atau kisah, tidak bisa dipungkiri itu merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif dan memberikan banyak manfaat jika kita bisa mengambil pelajaran. Dan tentunya jika kita mau berfikir lebih jauh tentang hikmah yang terkandung di dalamnya. Ah, sudahlah terlalu panjang, bingung. Oke gini, tahukah kalian, ternyata sebagian drama yang ada saat ini, ntah dalam bentuk sinetron, korea, film bioskop, novel, dsb sebagian besar itu ide pokoknya udah ada 15 abad tahun silam. Hanya dilakukan beberapa modifikasi saja. Bedanya, drama yang sekarang kebanyakan hanya fiktif dan buatan, tapi kisah yang diabadikan sejak 15 abad tahun silam adalah kisah nyata yang tidak diragukan kebenarannya. Salah satu kisah inspiratif tersebut adalah kisah Nabi Yusuf AS.

Kisah Yusuf AS ini kalo dilihat dari sisi hikmahnya, terlalu panjang bos. Jadi kali ini hanya membahas bagaimana kisah yang tertuang berabad-abad lamanya itu bisa menjadi inspirasi cerita masa kini, dan sangat digandrungi. Karena kalau dilihat secara seksama, kisah cerita yang ada saat ini hanyalah sebagai bentuk modifikasi dari kisah terdahulu. Berikut langsung saya jabarkan beberapa kesamaan kisah Nabi yusuf AS dengan kisah cerita yang ada pada masa kini :

Pertama, sebelum masuk ke inti cerita, apa sih yang membuat suatu film atau cerita itu menarik? usut-diusut, kisah bisa menarik salah satunya karena pemain di cerita itu “menarik”. Pemain ceweknya cakep, pemain cowoknya juga aduhai seperti dalam drama korea –yang menurut sy memang critanya biasa saja, tapi pemainnya yang top begete-. Kisah Nabi Yusuf AS ini ngga kalah. Dan bahkan menang telak!
Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia". (12: 31)
Ngga perlu dijelaskan dengan kata-kata lagi, betapa gantengnya pemain sinetron yang satu ini.

Kedua, Terdapat banyak kesamaan dalam kisah atau cerita yang sangat digandrungi, umumnya dalam sinetron-sinetron masa kini. Yaitu awal cerita pemain utamanya yang hidupnya penuh susah, melarat, miskin, ga dipandang, dsb. Kalau di bahasa jawanya nih “Lakon kalah disek –pahlawan kalah duluan-”. Kisah Yusuf AS pun demikian. Kita lihat bagaimana beliau dibuang ke sumur, dijual dan dijadikan budak. Itu semua dilakukan ketika masa hidupnya masih dalam tahap kanak-kanak. Ngga beda jauh sama kisah “gadis penjual korek api”, “pinokio”, “Hensel and Gretel” atau kisah semacam itulah yang intinya nyeritain anak kecil yang malang, dan kurang beruntung. Ide Kisah Yusuf AS pun mengilhami kisah-kisah ternama.

Setiap cerita pastinya tidak seru kalau tidak ada konflik. Nah, di kesamaan yang ketiga, kalau diambil persentase, hampir mayoritas sebuah kisah atau cerita itu akan terlihat seru jika konfliknya ternyata dari faktor internal, dari dalam keluarga sendiri. Kita lihat bagaimana sinetron yang buat emak kita ketika nonton sinetron ngga mau dipindah channelnya, karena pastinya emak kita akan lebih menjiwai dan merasakan bagaimana anak-anaknya nanti jika telah dewasa ternyata lupa kata “persaudaraan” hanya karena urusan duniawi. Ini bisa tercermin dari kebanyakan cerita saat ini, sesama saudara memperebutkan warisan, tahta, dan bahkan pasangan. Permasalahan keluarga rasanya memang lebih berat jika dibandingkan dengan permasalahan dari faktor eksternal. Kita bisa lihat bagaimana Yusuf AS dalam suatu riwayat pernah berkata ketika di dalam sumur yang kurang lebih seperti ini “setiap Nabi pastinya akan diuji, tapi mengapa ujian yang datang kepadaku datang dari saudara-saudaraku sendiri yang aku sayangi?”. Alamak, malang nian anak bernama Yusuf AS ini. Perlu kita ingat kembali, bahwa Yusuf AS dibuang ke sumur di padang pasir yang sepi dan tandus oleh saudaranya sendiri. Hal ini didasarkan karena sifat iri, hasut dalam dada saudaranya yang didukung oleh ibu tiri Yusuf AS yang tidak suka melihat keistimewaan yang ada pada diri Yusuf AS. Sedangkan Ibu kandung Yusuf AS sendiri telah wafat ketika melahirkan adik bungsunya yang bernama Bunyamin. Dengan begitu konflik dalam kisah ini tidak kalah seru dengan kisah “Cinderella”, “Ratapan Anak Tiri”, “The Ugly Ducking”, “Snow White”, dan masih banyak kisah lainnya yang menceritakan konflik antar saudara.

Persamaan Keempat ini seharusnya disadari oleh kaum muda untuk dipelajari lebih lanjut hikmah yang terkandung didalamnya. Yaitu persamaan mengenai kisah asmara. Ya, tidak bisa dielakkan kisah Yusuf AS juga menghadirkan kisah yang paling ngetrend masa kini “kisah asmara yang terlarang”. Kenapa tidak, karena disini dijelaskan bahwa Zulaikha yang seharusnya menjadi seorang permaisuri raja malah jatuh cinta kepada seorang budak bernama Yusuf AS.  Kisah asmara ini juga didramatisir dengan tergodanya sang permaisuri untuk melakukan hubungan badan dengan Nabi Yusuf AS. Namun ditolak oleh Nabi Yusuf AS yang menyebabkan beliau masuk penjara. So dramatic! Dan ngga hanya Romeao-Juliet saja yang kisah asramanya berakhir tragis.

Tak berlebihan kiranya, memang ujian terberat dan fitnah terbesar bagi umat manusia adalah ujian yang datang dari kaum hawa. Kisah Yusuf AS juga memberikan pelajaran bagi kita bagaimana menghadapi ujian terberat yang sebenarnya juga didukung situasi dan kondisi saat itu. Iya, sitkon yang mendukung. Pertama ajakan berbuat tidak terpuji itu terjadi di Negeri orang. Tak bisa dielakkan kawan, kita sering kan kalau didepan orang tua, saudara, atau tetangga biasanya pasti akan terlihat lebih baik daripada ketika kita di tanah orang yang tidak ada satupun orang yang mengenal kita. Ngga usah munafik deh, saya juga seorang perantau, bro! haha Kedua, godaan wanita itu berasal dari wanita yang memiliki paras cantik dengan kulit terawat. Kenapa tidak, yang godain permaisuri kawan. Bisa-bisa dia adalah wanita tercantik yang ada di Negeri itu, yang bisa jadi mandinya aja ngga terima sabun dicampur air, tapi pakai susu. Ketiga, sudah pasti terfikirkan oleh Yusuh AS, bahwa yang menggoda adalah seseorang yang memiliki kekuasaan, yang pastinya jika ditolak akan ada resikonya. Dan benar, Yusuf AS masuk penjara gara-gara penolakan ini. Keempat, godaan datang dari ruangan yang sepi, yang tidak seorang pun mengetahui. Sebenarnya kalau mau, itu akan bisa menjadi rahasia mereka berdua, dan aman. Kelima, dan yang paling penting. Yusuf AS ini lelaki normal! Yakali digodain cewek cantik nolak, tapi usut-diusut ternyata dia maho ya ngga kaget.

Sangat luar biasa, menginspirasi dan mengandung banyak hikmah. Yusuf AS yang tabah, sabar, tangguh, tidak pernah menyerah, teguh pendirian dan imannya, serta pemaaf. Dan ini mengakhiri inspirasi kisah kita dengan persamaan yang Kelima, kisah Yusuf AS berakhir dengan happy ending. Yusuf AS yang kecilnya merana, dibuang, jadi budak, dan gede-nya menghabiskan waktu di penjara karena “kesalahannya”-menolak wanita cantik-, pada akhirnya menjadi seorang pembantu raja atau pejabat negara. Selain itu dia bisa bertemu dengan ayah tercintanya, Yakub AS yang berpisah puluhan tahun, memaafkan kesalahan saudara-saudaranya dan kisah berakhir dengan penuh suka cita.
Aduhai..udahlah, kalau ditulis hikmah dari kisah ini, ngga tau deh butuh berapa ribu lembar untuk mengungkapkannya. Sangat disayangkan sebenarnya khususnya bagi umat Islam jika lebih mencintai dan menggandrungi drama-drama masa kini, tetapi tidak pernah mempelajari dan mencintai kisah-kisah terbaik yang ada dalam Kitabnya sendiri. Harap direnungi juga pastinya untuk Ibu-ibu Muslimah sekarang yang lebih senang menceritakan kisah-kisah barat kepada anaknya, daripada kisah-kisah terbaik dalam Kitabnya. Sekian.
Wallahua’lam, Walhamdulillahirabbil’alamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar