Selasa, Februari 10, 2015

Jodoh Itu Unik (Diusahakan atau Dipasrahkan ?)

Bismillahiroohmanirrohiim
Alhamdulillah, Thanks God, Matur Nuwun Nggeh Gusti, Suksma ya Robbii. Terus bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan. Karena "Ucapan yang paling baik di dunia ini adalah syukur". Dengan syukur, hati menjadi ikhlas dan tanpa beban. Menyerahkan segala sesuatu kepada sang Maha Kuasa dengan kerendahan hati. Mari kita bersama-sama ucapkan, syukuuuuur... hehehe

Oke then, pada kesempatan kali ini, saya akan bahas hal yang sedikit menarik, JODOH -dimana sebagian sudah dibahas sebelumnya-. Memang kalo ngomongin hal satu ini ngga akan pernah ada habisnya. Banyak akun twitter, facebook, instagram, buku, atau website menjadi ramai pengikut dan laris karena membahas hal yang satu ini.

Satu pertanyaan simple ttg Jodoh, dan menurut saya akan menjadikan perdebatan yang seru. "Apakah jodoh harus diusahakan seperti layaknya rejeki yang terus kita kejar, ataukah hanya menunggu dan menanti sampai jodoh menghampiri kita layaknya banyak orang bilang kalau jodoh ngga akan kemana??" Pasti semuanya akan mempunyai jawaban yang berbeda dengan alasan yang berbeda pula. Setelah dipikir matang-matang, saya lebih mendukung untuk memilih jawaban memperjuangkan jodoh daripada sekedar menunggu, dan akan saya sertakan opini mengapa setiap manusia seharusnya memperjuangkan hal ini, bukan malah sebaliknya, menunggu dan pasrah.

 

Salah satu alasan mengapa kita harus memperjuangkannya, dengan cara membalik pertanyaan mengapa hanya pasrah dan menunggu untuk mendapatkan jodoh? Apakah memang sudah diatur sedimikian rupa oleh Allah swt sehingga yang namanya Jodoh ini pasti datang pada saatnya dan tak akan pergi kemana. Kalau benar halnya demikian, kita kembali untuk melihat apa-apa saja yang menjadi takdir yang sudah ditentukan oleh Allah swt. Bukankah rezeki, ajal, kebahagiaan-kecelakaan, takdir surga dan neraka-pun sebenarnya sudah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Mengatur? yang kita harus imani dan percaya bahwa hal yang demikian itu disebut dengan taqdir.

Nah, jikalau memang benar urusan jodoh ini setara dengan rezeki, ajal, dan ketentuan Allah yang lain, lantas mengapa kita tidak memperjuangkan jodoh ini seperti halnya kita mati-matian bekerja untuk medapatkan rezeki. Apakah dengan diam, menunggu dan duduk dirumah rezeki kita akan mengalir begitu saja? Begitu pula dengan ajal, kita tahu, kita tidak akan bisa menolak ajal. Lantas apakah dengan demikian kita dilarang untuk memohon kesehatan, menjaga kebugaran dan memakan makanan dan minuman yang bergizi? toh akhirnya kita juga bakal mati.

Alasan yang kedua, sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk berusaha dan berdoa. Berusaha dan berdoa adalah ciri khas manusia yang membedakan dengan makhluk lainnya. Dan sebagai bukti bahwa manusia memiliki kebebasan memilih. Ini adalah penghargaan tertinggi Allah kepada manusia, ciptaan-Nya. Jadi ketika kita berusaha dan berdoa sebenarnya kita sedang mensyukuri nikmat Allah (yakni kebebasan). Selain itu, usaha dan doa akan membuat lebih cepat mendapatkan takdir kita. Rasulullah bersabda : “Tidak ada yang dapat merubah takdir kecuali doa”. Dan "Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri".

Salah satu doa Pendekat Jodoh
Alasan yang paling utama adalah, jika memang Allah swt sudah mentakdirkan dan "menyediakan" jodoh untuk kita, lantas kenapa banyak ayat-ayat Allah swt yang mencontohkan doa permintaan jodoh? bisa dilihat pada surat Al-Anbiya'[21] : 89, atau mungkin doa-doa yang dicontohkan oleh ulama'-ulama' terdahulu (lihat gambar disamping). Bukankah kalau memang pasti jodoh tidak akan kemana dan akan datang pada saatnya, tentunya tidak akan ada doa sebagai bentuk usaha untuk mendapatkan jodoh seperti itu kan
Naaah, bagaimana? apakah masih menunggu dan percaya bahwa jodoh pasti bertemu? tanpa ada usaha dan doa? Mimpi kali yak. Jaman sekarang era sudah modern, semua serba cepat, siapa cepat dia dapat. Dapat kualitas jodoh yang terbaik. Jodoh itu mempunyai kaki, bisa berjalan kemana saja dia suka, pergi dan tak tahu arah kemana. Iya kalau menunggu gunung, dari jaman nenek kita belum lahir ya tetep disiti-situ aja. Jadi untuk yang menanti jodoh tanpa usaha, silakan saja menunggu hasil sisa-sisa perebutan pentas pencarian jodoh yang berkualitas. Atau malah bisa-bisa kehabisan stock jodoh, hehehe

Penggalan Kalimat Dalam Novel "Rantau 1 Muara"
Oh ya, itu tadi saya membahas jika memang jodoh itu setara dengan rezeki, ajal, kebahagian-kecelakaan yang memang merupakan suatu hal yang telah ditetapkan ketentuannya. Namun, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa tidak ada nash baik dalam al-Qur’an mapun as-Sunnah, juga Ijma’ sahabat dan Qiyas yang menunjukkan bahwa Allah menetapkan calon pasangan seseorang. Bahkan nash-nash yang ada menunjukkan bahwa persoalan ini adalah masalah mu’amalah biasa yang berada dalam area yang dikuasai manusia (selengkapnya bisa dibaca http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/antara-rezeki-jodoh-dan-ajal.htm#.VM78ai7iPFJ ). Kalau halnya benar demikian, sudah menjadi wajib hukumnya untuk memperjuangkan dan memilih jodoh bagi setiap muslim. Artinya, persoalan menentukan pasangan hidup adalah hal yang bersifat pilihan, yang manusia bertanggung jawab di dalamnya dan dihisab atasnya. Nahloooh

Mengenai usaha dalam bidang perjodohan ini, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Kebetulan baru beberapa hari ini saya membaca buku "Rantau Satu Muara". Buku ini merupakan buku ketiga trilogi Negeri 5 Menara karangan Ahmad Fuadi. Salah satu cerita yang menarik adalah ketika Alif Fikri -tokoh utama dalam buku ini-  dalam perjuangannya mencari jodoh yang tepat. Bagaimana dia-Alif-, setelah lelah memperjuangkan untuk mendapatkan Dinara-nama istri dalam novel tsb-, dia juga harus memperjuangkan untuk meyakinkan ayah Dinara yang masih belum setuju dengan pernikahan keduanya dengan alasan masih terlalu muda. Berbagai macam dilakukan dengan mengirimkan crossword kesukaan ayahnya, mengucapkan selamat ketika hari ulang tahunnya, dan sampai dibela-belain untuk segera pulang ke Indonesia dari Amerika hanya untuk meyakinkan hal ini. Waarbiasaah~

Beberapa Usaha Mendapatkan Jodoh versi Ustadz Fariz

Nah, itu tadi salah satu perjuangan nyata yang dilakukan seorang laki-laki dalam mendapatkan Jodohnya. Sedangkan untuk kita, bisa melakukan banyak hal untuk memperjuangkan dan menjemput jodoh, dan tentu tidak dengan duduk manis dirumah sambil menunggu pangeran tampan atau ratu cantik mendatangi kita. Beberapa hal tersebut sudah dibeberkan pada potongan novel Rantau 1 Muara ini yang saya upload disebelah. Perjuangan mendapatkan jodoh yang mana berkaitan dengan menggabungkan 2 keluarga, 2 tradisi yang berbeda, 2 kebudayaan, dan 2 perbedaan yang nyata bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh effort yang lebih untuk hal ini. Sedangkan untuk kaum Hawa-pun juga demikian. Di novel Rantau 1 muara ini, calon istri-Dinara- pun tak tinggal diam melihat ayahnya tidak menyetujui ketika akan menikah. Hampir setiap hari dia berdiskusi dengan ibunya, dengan Alif, bagaimana upaya untuk menahlukkan hati sang Ayah. dan Man Jadda Wa Jadda, usaha pun akhirnya membuahkan hasil, sang ayah menyetujui pernikahan tersebut. Hmm, lantas apa jadinya ya kalau kedua calon pasangan tersebut sama-sama menyerah dengan keputusan sang ayah? bisa-bisa sampai saat ini pun mereka masih sendiri.

Dan sampailah kebagian akhir. Disini saya simpulkan bahwa hidup adalah pilihan. Memperjuangkan jodoh atau menunggu dan memasrahkannya itu merupakan pilihan. Berpedoman dengan jodoh akan datang pada waktunya tanpa usaha yang jelas adalah juga pilihan. Banyak orang masih hidup sendiri di usia lanjutnya pun merupakan pilihan. Bukan karena mereka tidak mendapat jodoh, namun mereka memilih untuk tidak memperjuangkan jodoh tersebut, karena merupakan pilihan. Silakan memilih, dan setiap pilihan akan pasti ada penyesalan atau ada rasa syukur yang akan kita dapat diakhir. Good Luck!
Nb : Dan benar-benarlah memperjuangkan jodoh ketika kita sudah merasa waktunya untuk serius, bukan untuk main-main. Perjuangkan jodohmu ketika kamu sudah ingin membangun masa depan dan rumah tangga yang indah. Perjuangan jodoh yang gigih tidak cocok untuk seorang lelaki yang masih memikirkan bagaimana caranya bersenang-senang dan menikmati hidup hehehehee *piss :p